Masih belum jelas apa yang dikatakan Iran kepada Uni Eropa tadi malam, sehingga beberapa item rumit mungkin berdampak pada hasil kesepakatan nuklir
New York (ANTARA) - Harga minyak jatuh ke level terendah sejak sebelum invasi Rusia ke Ukraina pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena data ekonomi memicu kekhawatiran tentang potensi resesi global, sementara pasar menunggu kejelasan tentang pembicaraan menghidupkan kembali kesepakatan yang dapat memungkinkan lebih banyak ekspor minyak Iran.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober merosot 2,76 dolar AS atau 2,9 persen, menjadi menetap di 92,34 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Kontrak acuan Minyak Brent mencapai level terendah sesi di 91,71 dolar AS per barel, terendah sejak 18 Februari.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) tergelincir 2,88 dolar AS atau 3,2 persen, menjadi ditutup pada 86,53 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Harga acuan Minyak WTI jatuh ke terendah sesi di 85,73 dolar AS per barel, menandai level terendah sejak 26 Januari.

Uni Eropa sedang menilai tanggapan Iran terhadap apa yang disebut blok itu sebagai proposal "final" untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015, dan berkonsultasi dengan Amerika Serikat, kata seorang juru bicara Uni Eropa, Selasa (16/8/2022).

Baca juga: Harga minyak di Asia lanjut penurunan, dipicu prospek permintaan lemah

Iran menanggapi proposal itu pada Senin (15/8/2022) malam tetapi tidak ada pihak yang memberikan rincian.

"Masih belum jelas apa yang dikatakan Iran kepada Uni Eropa tadi malam, sehingga beberapa item rumit mungkin berdampak pada hasil kesepakatan nuklir," kata Analis UBS Giovanni Staunovo.

Indikator ekonomi yang lemah juga membebani harga minyak.

Pembangunan rumah AS jatuh ke level terendah dalam hampir 1,5 tahun pada Juli, terbebani oleh suku bunga hipotek yang lebih tinggi dan harga bahan bangunan, menunjukkan pasar perumahan dapat berkontraksi lebih lanjut pada kuartal ketiga.

"Pedagang minyak bereaksi karena kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi dan perumahan menggunakan energi," kata Phil Flynn, seorang analis di grup Price Futures. "Itu mengejutkan kami."

Baca juga: Harga minyak di Asia turun di atas satu dolar, data China mengecewakan

Bank sentral China memangkas suku bunga pinjaman untuk mencoba menghidupkan kembali permintaan karena ekonomi negara itu melambat secara tak terduga pada Juli setelah kebijakan nol-COVID Beijing dan krisis properti memperlambat aktivitas pabrik dan ritel.

Media pemerintah mengutip Perdana Menteri Li Keqiang yang mengatakan bahwa China akan secara wajar meningkatkan dukungan kebijakan makro untuk ekonominya.

Barclays memangkas perkiraan harga Brent sebesar 8 dolar AS per barel untuk tahun ini dan berikutnya, karena memperkirakan surplus besar minyak mentah dalam waktu dekat karena pasokan Rusia yang "tangguh".

Pelaku pasar menunggu data industri tentang persediaan minyak AS yang diharapkan pada Selasa (16/8/2022). Stok minyak mentah dan bensin kemungkinan turun minggu lalu, sementara persediaan sulingan naik, jajak pendapat awal Reuters menunjukkan pada Senin (15/8/2022).

Sementara itu, data persediaan bahan bakar mingguan AS resmi dari Badan Informasi Energi AS (EIA) akan dirilis pada Rabu waktu setempat.

Baca juga: Harga emas turun 8,4 dolar, tertekan yield obligasi AS lebih tinggi
Baca juga: Rupiah ditutup melemah jelang HUT RI, dipicu aksi ambil untung
Baca juga: IHSG ditutup naik jelang libur 17 Agustus, ditopang sentimen positif



 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2022