Inflasi Konsumen China Naik, PPI Terus Melandai

Pada hari Rabu (10/Agustus), Biro Statistik Nasional China merilis data Inflasi Konsumen yang naik 2.7 persen secara tahunan pada bulan Juli. Angka ini masih berada dibawah ekspektasi kenaikan hingga 2.9 persen namun meningkat dibandingkan kenaikan 2.5 persen pada bulan Juni. Dalam basis bulanan (Month-over-Month), inflasi negeri Tirai Bambu tercatat naik 0.5 persen atau telah sesuai dengan ekspektasi ekonom setelah pada periode sebelumnya tidak mengalami pertumbuhan atau stagnan.

Secara umum, inflasi konsumen China sejauh ini cukup moderat karena beriringan dengan target pemerintah yang menetapkan target inflasi sekitar 3 persen pada tahun 2022. Di samping itu, inflasi China juga tidak mengalami lonjakan signifikan seperti yang terjadi di negara maju seperti AS dan kawasan Uni Eropa. Inflasi konsumen yang moderat ini merupakan hasil dari intervensi Beijing dalam menstabilkan lonjakan harga yang berpotensi dapat melukai pertumbuhan ekonomi.

Perdana Menteri Li Keqiang beberapa waktu lalu mengisyaratkan sikap pemerintah yang lebih bertoleransi terhadap inflasi pada tahun ini ditengah resesi ekonomi global hingga ketidakpastian geopolitik. Berbicara di hadapan hampir 400 pemimpin bisnis dari lebih dari 50 negara, Li mengatakan pandangannya bahwa inflasi China kemungkinan akan bertengger pada kisaran 3.5 persen di akhir 2022.

Sementara itu dalam rilis terpisah, inflasi produsen (PPI) China bulan Juli tercatat sebesar 4.2 persen secara tahunan atau merosot drastis dibandingkan kenaikan 6.1 persen pada bulan Juni. PPI sebesar 4.2 persen ini berada dibawah ekspektasi untuk kenaikan 4.8 persen dalam konsensus ekonom sebelumnya.

Trend PPI China yang terus melandai dalam beberapa bulan terakhir sebagian besar dipicu oleh penurunan harga minyak mentah di pasar Internasional. Dengan inflasi produsen yang semakin jinak, maka kemungkinan akan meredam lonjakan inflasi di tingkat konsumen sehingga secara tidak langsung dapat meringankan tugas pemerintah China dalam melakukan intervensi terhadap ekonomi.