Note

Cegah AS Masuk Jurang Resesi, The Fed Naikkan Suku Bunga 75 Basis Poin

· Views 21

NEW YORK, KOMPAS.com - Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed kembali menaikkan suku bunga pada Rabu (27/7/2022) sebesar 0,75 persen atau 75 basis poin. Kenaikan suku bunga berturut-turut ini dilakukan untuk menekan lonjakan inflasi yang dikhawatirkan akan mendorong AS masuk ke jurang resesi.

Dengan kenaikan suku bunga tersebut, maka Fed Funds Rate (FFR) menjadi pada kisaran 2,25 persen-2,5 persen. Kenaikan suku bunga The Fed juga seiring dengan ambisi pemerintah AS dalam menekan inflasi kembali berada di kisaran 2 persen.

Mengutip CNBC, kenaikan suku bunga The Fed ini secara langsung berdampak pada perbankan, terutama untuk pinjaman jangka pendek. Pinjaman seperti pembelian mobil, dan kartu kredit juga ikut terdampak atas kebijakan tersebut.

Baca juga: Tahan Harga BBM, Pemerintah Lunasi Utang ke Pertamina dan PLN

Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan, suku bunga pada September mendatang akan disesuaikan dengan data yang ada. Sementara itu, para bankir mengungkapkan pentingnya menurunkan suku bunga, bahkan jika itu memperlambat perekonomian.

“Ketika sikap kebijakan moneter semakin ketat, kemungkinan akan tepat untuk memperlambat laju kenaikan sementara. Kami menilai bagaimana penyesuaian kebijakan kumulatif mempengaruhi ekonomi dan inflasi,” kata Powell.

Dalam pernyataan pasca-pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), The Fed menyebut indikator pengeluaran dan produksi baru-baru ini telah melunak. Meskipun demikian, peningkatan lapangan kerja telah tumbuh dalam beberapa bulan terakhir, dan tingkat pengangguran tetap rendah.

Baca juga: Menteri ESDM Ungkap Skenario Terburuk jika Harga Minyak Dunia Tembus 200 Dollar AS Per Barrel

Powell mengatakan dia tidak berpikir ekonomi AS akan berada dalam resesi, meskipun pertumbuhan negatif pada kuartal pertama dan diperkirakan hampir tidak positif pada kuartal kedua tahun 2022.

“Pikirkan tentang apa itu resesi. Ini adalah penurunan berbasis luas di banyak industri yang bertahan lebih dari beberapa bulan. Alasan sebenarnya adalah pasar tenaga kerja telah menjadi sinyal kekuatan ekonomi yang begitu kuat,” ujar Powell.

Baca juga: Perusahaan Jepang Umumkan Rencana Proyek Baru Kabel Internet Bawah Laut Trans-Pasifik

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.