Note

Sterling Rontok Gegara Data Ritel dan Aksi Risk-off

· Views 29

Kurs GBP/USD melemah lebih dari 0.3 persen ke kisaran 1.3540-an pada awal sesi New York (21/1/2022), menggenapkan penurunan selama sepekan. EUR/GBP juga melonjak hingga menembus rekor tertinggi dalam empat hari terakhir. Dua faktor utama menjadi katalis Sterling, yakni aksi risk-off yang merebak dari bursa saham global serta rilis data penjualan ritel Inggris yang mengecewakan.

Sterling Rontok Gegara Data Ritel dan Aksi Risk-off

UK Office for National Statistics (ONS) melaporkan bahwa penjualan ritel merosot 3.7 persen (Month-over-Month) pada bulan Desember 2021. Padahal, pelaku pasar memperkirakan penjualan ritel hanya akan turun 0.6 persen. Data penjualan ritel tahunan pun ikut terjun bebas dari +4.3 persen pada periode sebelumnya menjadi -0.9 persen.

“Yang mendasari kemunduran itu adalah ‘pembalasan’ dari belanja Natal yang lebih awal setelah pemerintah mengirim pesan bahwa rak toko-toko mungkin kosong pada Desember akibat masalah gangguan pasokan,” papar TD Securities.

Analis menilai bank sentral Inggris (BoE) akan mengabaikan kemerosotan penjualan ritel kali ini. Data inflasi dan tenaga kerja Inggris cukup mendukung prospek kenaikan suku bunga pada Februari mendatang masih terbuka lebar. Sayangnya, penurunan penjualan ritel telah memberikan alasan untuk menutup posisi trading bagi pelaku pasar yang sangsi pada arah kebijakan BoE ke depan.

Baca Juga:   Dolar Kanada Kembali Dari Posisi Terendah 4 Minggu

“Kami sekarang memperkirakan MPC (BoE) untuk menaikkan suku bunga sebanyak 25 basis poin lagi pada Agustus, demikian pula pada Februari dan Mei. Selarasnya, ini akan membawa suku bunga bank naik sampai 1 persen pada akhir tahun,” kata Philip Shaw, seorang ekonom dari Investec, “Motivasi di balik pergeseran kami terutama kejutan inflasi pekan ini (CPI sekarang berada pada 5.4 persen) dan beragam faktor lain yang berkontribusi, yang mengisyaratkan tekanan inflasi lebih luas daripada yang kami perkirakan sebelumnya.”

Terlepas dari itu, pound sterling kini tengah terpukul oleh memburuknya sentimen risiko pasar global. Bursa saham menyoroti peningkatan ketegangan di perbatasan Rusia-Rumania serta rilis laporan keuangan sejumlah perusahaan multinasional yang mengecewakan. Sedangkan sterling tergolong mata uang highr risk yang mudah terpengaruh oleh gejolak seperti ini.

“Sterling secara tak mengejutkan kalah, seperti biasanya (mata uang) ini adalah mata uang risk-on yang berkinerja baik saat pasar ekuitas reli dan menderita saat (pasar ekuitas) jatuh,” kata Thomas Flury, seorang pakar strategi di UBS.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.