Note

Suku Bunga di AS Naik Lebih Cepat, Rupiah dan Mata Uang Asia Loyo

· Views 26

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ditutup melanjutkan pelemahan pada perdagangan Kamis (6/1/2022) bersama sejumlah mata uang lainnya di hadapan dolar AS. Penguatan greenback mendapat dorongan dari kemungkinan percepatan kenaikan suku bunga The Fed pada Maret mendatang.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 20 poin atau 0,14 persen ke Rp14.391 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,21 persen ke 96,36.

Bersama mata uang Garuda, dolar Singapura juga melemah 0,19 persen, dolar Taiwan melemah 0,15 persen, won Korea Selatan melemah 0,34 persen, peso Filipina melemah 0,38 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,42 persen.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah sedikit melemah dibandingkan dengan penutupan kemarin. Ini melihat obligasi pemerintah AS terus mengalami peningkatan signifikan karena ada kenaikan suku bunga bank sentral yang kemungkinan dilaksanakan Maret, dari sebelumnya diperkirakan baru dilaksanakan pada Mei.

“Informasi ini mengindikasikan bahwa indeks dolar AS akan mengalami penguatan,” ujarnya, dikutip Kamis (6/1/2022).

Selain itu, pasar tenaga kerja di AS yang terus naik dan pengangguran yang turun walaupun Omicron terus menyebar hingga 1 juta kasus, makin memperkuat kedudukan dolar AS.

“Itu juga menjadi indikasi bahwa Omicron tidak membahayakan, sehingga pasar cenderung mengoleksi indeks dolar sebagai safe haven,” imbuhnya.

Dari dalam negeri ada perbedaan tentang proyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal keempat 20921 antara pemerintah dan ekonom. Seperti diketahui, pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi rata-rata di level 4 persen, dengan asumsi kuartal keempat di 5 persen.

Sedangkan, ekonom memprediksikan kemungkinan besar kuartal keempat hanya tumbuh 3,2 – 4 persen.

“Pada saat data eksternal yang begitu kuat menghantam rupiah, perbedaan pandangan terkait pertumbuhan ekonomi, meskipun tumbuhnya akan positif, tidak bisa menahan laju pelemahan rupiah. Tapi bisa saja perbedaan pertumbuhan ekonomi ini akan membantu mempersempit pelemahan,” jelas Ibrahim.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.