Harga Emas Naik Di Tengah Volume Rendah Jelang Libur Natal

Seputarforex - Harga emas naik karena pelemahan Dolar AS dan ketidakpastian mengenai dampak virus COVID varian Omicron. Di sesi perdagangan Rabu (22/Desember) malam ini, XAU/USD menanjak hampir setengah persen ke $1,797.19, memantul dari penurunan tiga hari sebelumnya.

Harga emas spot naik 0.2% ke $1,792.56 per ounce pada pukul 15:18 GMT. Sedangkan di Comex New York, harga emas futures untuk pengiriman Februari juga menguat tipis ke $1,792.90. Volume perdagangan emas di pasar secara umum tampak rendah menjelang libur Natal dan Tahun Baru.

Dolar AS yang melemah menjadi angin segar bagi emas untuk mendulang kenaikan harga. Kisruh politik di pemerintahan AS turut membuat emas diburu investor untuk mencari safe haven. Senator Joe Manchin menyatakan tak bersedia mendukung paket RUU investasi domestik senilai $1.75 triliun yang diajukan pemerintahan Biden. Padahal, Manchin selama ini dianggap memiliki pengaruh bagi Presiden Biden untuk meloloskan RUU investasi tersebut. Tindakan Manchin tersebut memantik ketidakpastian baru.

Terlepas dari ketegangan di Gedung Putih, pasar mulai mengesampingkan dampak Omicron lebih lanjut. Mereka lebih optimistis pada Outlook ekonomi. Minat risiko bangkit dimana saham-saham di Asia dan Eropa menghijau, mengungguli Dolar AS.

Minat risiko yang menguat umumnya akan turut menekan harga emas. Akan tetapi, restriksi yang diberlakukan sejumlah negara untuk mencegah perluasan kasus Omicron, membuat emas juga diburu sebagai aset safe haven.

Avtar Sandu, analis dari Phillip Futures mengungkapkan prediksi yang senada menurutnya, dalam jangka pendek harga emas akan bergerak choppy. "Dengan volume trading yang rendah dan pemain-pemain besar yang minggir jelang tahun (baru), pasar emas diekspektasikan akan choppy. Momentum kurang, sehingga harga kemungkian besar akan terkonsolidasi dalam rentang yang nyaman." tutur Sandu.