Note

Situasi Domestik Tak Sama, Otoritas Moneter di Negara Maju Ambil Jalan Berbeda

· Views 22
Situasi Domestik Tak Sama, Otoritas Moneter di Negara Maju Ambil Jalan Berbeda

ILUSTRASI. Pejalan kaki yang menggunakan masker melintas di depan Bank of England di London, Inggris, 11 Maret 2020. REUTERS/Henry Nicholls/File Photo

Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID -  LONDON. Inggris pada Kamis (16/12) menjadi negara makmur pertama yang menaikkan suku bunga sejak awal pandemi. Sementara otoritas moneter di Amerika Serikat (AS), Federal Reserve AS mengirimkan sinyal untuk beralih ke kebijakan ketat di tahun depan 2022. Lalu, Bank Sentral Eropa memperlihatkan tanda akan mengekang stimulus.

Perbedaan jalur yang diambil bank sentral di negara-negara maju menggarisbawahi ketidakpastian tentang bagaimana varian Omicron yang menyebar cepat akan menghantam ekonomi global. Perbedaan kebijakan juga mencerminkan perbedaan pandangan otoritas moneter tentang pergerakan harga di masing-masing negara. Di AS dan Inggris, inflasi melaju dengan kencang. Namun inflasi bergerak lebih perlahan di Eropa dan Jepang.

Jika risiko harga yang tidak terkendali menjadi pertimbangan utama bagi The Fed dan Bank of England (BOE), maka Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde melihat masalah yang berbeda di yurisdiksinya. Dalam konferensi pers, ia menyatakan pandemi sekali lagi akan menekan belanja di zona Euro, hingga mengancam pertumbuhan.

Baca Juga: Cemaskan Inflasi, BOE Menjadi Bank Sentral Pertama di Negara Maju yang Mengerek Bunga

"Untuk mengatasi gelombang pandemi saat ini, beberapa negara telah memberlakukan langkah-langkah pencegahan yang lebih ketat. Ini dapat menunda pemulihan. Pandemi membebani kepercayaan konsumen dan bisnis," kata Lagarde.

Dalam situasi terkini, "Kita perlu mempertahankan fleksibilitas dan opsionalitas dengan menarik dukungan langkah demi langkah, tetapi tidak berkomitmen untuk sepenuhnya keluar dari program dukungan pandemi," tutur dia.

The Fed, sebaliknya, berkomitmen pada hari Rabu untuk mengakhiri pembelian obligasi pandemi pada bulan Maret dan menetapkan jadwal kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari rencana semula.

Baca Juga: The Fed Beri Kepastian Kenaikan Suku Bunga, Bursa Asia Menguat

Ketua Fed Jerome Powell mengatakan, tahun depan AS akan menuju pertumbuhan yang kuat dan lapangan kerja penuh, prospek yang masih jauh dari jangkauan sebagian besar negara di Eropa. Powell juga menyatakan bahwa Fed perlu memperlakukan inflasi sebagai risiko yang lebih mendesak.

Pembuat kebijakan di BOE menaikkan suku bunga acuan Bank Rate pada hari Kamis menjadi 0,25% dari 0,1%. Kenaikan itu berlawanan dengan ekspektasi para ekonom. BoE mengatakan inflasi akan mencapai 6% di bulan April, tiga kali lipat daripada kisaran target yang ditetapkan BoE.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.