Menjelang akhir perdagangan, harga emas melemah. Hal ini terjadi setelah data klaim pengangguran mingguan AS yang berada di trend positif. Sehingga membuat prediksi pada kenaikan suku bunga lebih awal semakin menguat. Termasuk juga dengan data inflasi dari AS yang belakangan ini menguat.
Kontrak emas pada pengiriman Desember di divisi Comex New York Echange melemah sebesar 0,47% atau 8,8 dolar AS dan ditutup pada 1,861,40 dolar AS per ounce. Melemahnya emas juga dikarenakan para investor yang memanfaatkan keuuntungan usah berada di level tertinggi sejak Juni. Kemudian meski harga emas melemah, namun emas masih bertahan di level tertinggi dalam 5 bulan.
“Menguatnya harga emas sebenarnya terdapat cukup banyak faktor, salah satunya dikarenakan suku bunga yang cukup sensitif. Namun emas terus stabil dan menjaga kenaikan pada batas tertentu,” buka Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures, Daniel Pavilonis.
Kemudian laporan berita forex terbaru menyebut jika orang Amerika banyak yang mengajukan klaim baru pada tunjangan pengangguran, dan sudah mulai turun menyentuh angka level pra pandemi. Hal tersebut menjadi tanda ekonomi mulai pulih, sekaligus mengurangi permintaan pada logam safe haven.
Pada Kamis (kemarin, 18/11) Departemen Tenaga Kerja AS memaparkan klaim pada awal tunjangan pengangguran yang dikabarkan turun 1.000 dan kini menjadi 268.000. Angka tersebut sudah sesuai secara musiman pada 13 November lalu. Selain itu, angka tersebut menjadi yang terendak sejak kemunculan Covid dalam 20 bulan lalu.
Sedangkan dengan emas sendiri, dinilai menjadi nilai lindung pada inflasi. Hal tersebut mulai menguat dikarenakan harga-harga konsumen di AS dan Eropa juga naik. Alhasil, hal ini meningkatkan perkiraan kenaikan suku bunga bakal lebih cepat. Dampaknya adalah membuat peluang kerugiang pemegang emas yang semakin meningkat dan tidak memberikan hasil.
Sementara itu pada Perak yang dikirim pada Desember juga melemah sekitar 1,06% atau 26,7 sen dan ditutup menjadi 24,9 dolar AS per ounce. Kemudian dengan platinum pada pengiriman Januari juga melemah sekitar 1,19% atau 12,7 dolar AS dan ditutup pada 1,056,4 dolar AS per ounce.
Hot
No comment on record. Start new comment.