Note

Pantas Sering Impor, Pabrik Gula RI Banyak yang 'Bangkotan'

· Views 25
Pantas Sering Impor, Pabrik Gula RI Banyak yang 'Bangkotan'
Ilustrasi/Foto: Achmad Syauqi
Jakarta

Pembangunan pabrik gula baru perlu dilakukan untuk menggenjot produksi dan memenuhi kebutuhan dalam negeri, sehingga tidak lagi banyak impor dari luar negeri. Sebab, banyak pabrik gula di Indonesia sudah uzur, bahkan ada yang dibangun sejak tahun 1800-an.

Perusahaan gula atau SugarCo yang berisi pabrik-pabrik di bahwa Holding PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN Group pun dibentuk. SugarCo nantinya bekerjasama dengan investor untuk membangun pabrik baru.

Dalam memilih investor, Direktur Utama Holding PTPN III Mohammad Abdul Ghani mengatakan, ada sejumlah kriteria yang ditetapkan. Paparnya, calon investor memiliki keahlian dalam meningkatkan produktivitas (on farm), inovasi pabrik kelas dunia (off farm), akses ke industri global, serta memiliki pengalaman pendukung lain seperti industri turunan gula.

Terpenting, kata dia, punya dana. Sebab, SugarCo nantinya membutuhkan dana di atas Rp 20 triliun untuk membangun pabrik gula baru. Sebab, banyak pabrik PTPN yang berusia tua, bahkan ada yang dibangun di tahun 1800-an.

"Karena harus dibangun pabrik baru, karena beberapa pabrik lama terlalu kecil kapasitasnya dan teknologinya sudah mungkin 150-200 tahun. Banyak yang pabrik-pabrik kami yang 1800-an dibangun. Jadi kalau diperbaiki, direvitalisasi itu sudah menurut saya nggak mungkin juga. Jadi harus dibongkar, ganti yang baru. Dan beberapa tempat akan kita bangun pabrik baru," paparnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Senin (20/9/2021).

Abdul Ghani menjelaskan, pembentukan SugarCo telah dilakukan pada 17 Agustus 2021 dengan nama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN). Kemudian, SGN ini disahkan Kementerian Hukum dan HAM pada 19 Agustus 2021.

Dia juga mengatakan, berdasarkan informasi yang diterimanya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendukung pembentukan SugarCo ini. Nantinya, kepemilikan saham SugarCo ini yakni 51% PTPN (pemerintah) dan sisanya 49% investor.

"Pak Menteri rapat kabinet, informasi dari Pak Menteri menyatakan bahwa Presiden mendukung terbentuk SugarCo sebagai tujuan yang disampaikan meningkatkan produksi, meningkatkan kesejahteraan petani, menstabilkan harga," katanya.

Lebih lanjut, adapun proses yang masih berjalan saat ini adalah penyusunan proposal permintaan persetujuan kepada kreditur. Kemudian dilanjutkan dengan proses spin off.

"Kami sedang dalam proses sekarang ini pak, proses valuasi sedang berjalan KJPP. Lalu sedang proses due diligence jadi mereka akan segera mengirimkan tim, mengevaluasi, sebelum mereka menyampaikan offering," katanya.

Secara garis besar, pembentukan SugarCo ini ada beberapa tahapan. Sebutnya, pembentukan SugarCo di mana SGN memperoleh inbreng dari 35 pabrik gula. Setelah itu, PTPN gula melakukan spin off aset dan liabilitas bisnis gula sehingga PTPN III menjadi pemegang saham SugarCo.

"Setelah itu baru kita divestasi 49%. Jadi tebunya atau lahannya tidak kita divestasi, hanya pabriknya saja, di mana kita tetap mayoritas, tapi perusahaan ini nantinya bekerjasama dengan PTPN pemilik HGU menggunakan organisasi PTPN lama untuk menanam dan mengelola tebunya. Tebunya setelah panen dikirim ke PG-PG yang di dalam lingkungan PT SGN," terangnya.

(acd/eds)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.