Note

Manufaktur Tertekan Harga Aluminium

· Views 33
Manufaktur Tertekan Harga Aluminium

Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Harga aluminium yang terus memanas turut menahan industri manufaktur. Data Harga Patokan Ekspor (HPM) di Kementerian ESDM menyebutkan, harga aluminium pada September 2021 menembus US$ 2.557 per ton. Angka itu menguat 27% dibandingkan posisi Januari 2021 senilai US$ 2.010 per ton.

Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur mengatakan, berdasarkan data dan laporan di lapangan, anggota HIMKI merasakan kenaikan harga aluminium di kisaran 20%. 
 
Penggunaan logam di industri mebel umumnya untuk produksi furnitur outdoor termasuk gazebo outdoor. "Dengan kenaikan sebesar itu dampaknya sangat berat bagi industri furnitur outdoor," ujar dia kepada KONTAN, kemarin, tanpa menyebutkan efeknya ke harga jual produk. 
 
Abdul menjelaskan, komposisi material aluminium untuk furnitur outdoor bisa 40%-50% dan sisanya syntetic wickers. Selain kenaikan harga bahan baku, kondisi ini cukup berat bagi anggota HIMKI karena situasi pasar yang belum menentu. Hal ini bisa mengganggu penyerapan karena berbagai alasan daya beli. 
 
Industri otomotif juga terkena imbas kenaikan harga aluminium. Direktur Corporate Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam memaparkan, saat ini bukan hanya aluminium yang harganya naik, melainkan hampir semua jenis harga komoditas naik seiring mulai pulihnya perekonomian di beberapa negara seperti Cina dan Amerika Serikat.
 
"Selain itu juga tarif logistik yang masih belum normal ikut menyumbang kenaikan harga," kata dia kepada KONTAN, Jumat (10/9). 
 
Bob tidak bisa memerinci berapa persen rata-rata kenaikan harga bahan baku. "Di sisi lain, daya beli konsumen belum sepenuhnya pulih sehingga industri dalam posisi sulit," ungkap dia.
 
Fenomena di industri saat ini adalah peristiwa umum setelah resesi. "Hal yang bisa kami lakukan adalah terus melakukan efisiensi agar dapat meredam implikasi kenaikan sehingga tidak membebani konsumen," jelas Bob. 
 
Toyota melakukan efisiensi secara terus menerus, mulai dari maintenance, logistic, inventory, quality, energy, material. Saat ini TMMIN mengoperasikan dua pabrik di wilayah Sunter (Jakarta Utara) dan Karawang (Jawa Barat).
 
Pabrik Sunter II yang berdiri pada 1977 merupakan bagian pencetakan dan pengecoran. Kapasitas produksinya 96.000 unit press part per tahun dan 10.000 ton casting part per tahun. Adapun pabrik Karawang II berdiri pada 2013 untuk memproduksi mobil sedan seperti Yaris, Vios dan Sienta. Kapasitas produksinya 120.000 unit per tahun. 
 
Sementara itu, produsen aluminium Inalum meraih berkah dari kenaikan harga aluminium di pasar internasional. "Walau harga yang cukup tinggi saat ini belum bisa dipastikan secara jangka panjang di tengah dampak global pandemi yang belum stabil," kata Direktur Pelaksana Inalum, Sophie Wattimena kepada KONTAN, kemarin. 
 
Inalum pun tetap mencermati pasar lantaran harga komoditas bersifat fluktuatif. Inalum menjalankan efisiensi dan transformasi operasi untuk mengantisipasi kondisi terburuk jika harga aluminium menurun seperti saat awal pandemi Covid-19. 
 
Sophie memprediksi prospek bisnis aluminium masih bagus di Indonesia. Menurut dia, permintaan domestik masih jauh lebih besar dibanding kapasitas produksinya.    

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.