Sterling Mengerem Penurunan Pasca Rilis Data Inflasi Inggris
Pasangan mata uang GBP/USD stabil pada kisaran 1.3750-an dalam perdagangan hari ini (18/8/2021). Sterling juga menguat terhadap yen Jepang dan euro. Laporan inflasi Inggris kurang menggembirakan, tetapi para analis menilai outlook mendatang masih tetap cemerlang dan mendukung pemulihan ekonomi kawasan.
UK Office for National Statistis (ONS) melaporkan bahwa pertumbuhan inflasi konsumen hanya meningkat 2.0 persen (Year-on-Year) pada Juli 2021. Angka tersebut meleset dari ekspektasi konsensus yang sebesar 2.3 persen, sekaligus mencerminkan perlambatan dari laju 2.5 persen pada bulan Juni.
Pound sterling sempat terlontar ke bawah menyusul rilis data tersebut, tetapi kemudian pulih kembali dengan cepat. Posisi Sterling secara umum masih tertekan oleh sentimen risk-off di pasar global. Namun, tekanan yang dialami oleh Sterling mulai berkurang di tengah antisipasi pasar menjelang rilis notulen rapat FOMC dan simposium Jackson Hole di Amerika Serikat.
“Atmosfer risk-off secara umum di pasar saat ini bukanlah teman Sterling, dan karenanya (mata uang ini) tidak mampu mempertahankan level tinggi yang dicapainya pekan lalu,” kata Jeremy Thomson-Cook, kepala ekonom di Equals Money.
Sementara itu, pelaku pasar meyakini prakiraan inflasi bank sentral Inggris (BoE) tahun ini bakal tercapai. Perlambatan laju inflasi kali ini mungkin hanya temporer. Laju inflasi dapat meningkat lagi, sehingga BoE akan melaksanakan pengetatan kebijakan moneter mulai tahun depan.
“Dengan isu rantai suplai yang sedang berlangsung dan harga energi yang lebih tinggi siap menambah pemicu kenaikan (inflasi) di bulan-bulan mendatang, tekanan inflasi tampaknya tetap akan kuat hingga akhir tahun,” kata Hann-Ju Ho, ekonom dari Lloyds Bank Commercial Banking.
James Smith dari ING juga berpendapat bahwa “penurunan inflasi Inggris mewakili ketenangan sebelum badai”. Ia mensinyalir laju inflasi takkan jauh dari 3 persen pada bulan Agustus, dan kemudian mendekati prakiraan 4 persen yang dipatok BoE pada bulan November. Beberapa faktor yang melandai keyakinannya antara lain kenaikan harga-harga pasca-lockdown, hambatan dalam rantai suplai internasional terkait situasi di pelabuhan China belakangan ini, serta pertumbuhan gaji karyawan Inggris yang lebih kencang daripada ekspektasi sebelumnya.
Reprinted from analisa_id,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.