Note

Rupiah Terdepresiasi Pagi Ini, Tekanan Eksternal Mendominasi

· Views 33

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah dibuka terdepresiasi pagi ini walaupun data ekonomi Indonesia pada kuartal II/2021 diumumkan lebih baik. Mengutip Bloomberg pada Jumat (6/8/2021), mata uang garuda turun 0,10 persen menjadi Rp14.357 pada pukul 09.17.

Bersama dengan rupiah, yuan China terpantau turun 0,04 persen, ringgit Malaysia turun 0,09 persen, dan bhat Thailand turun 0,31 persen. Di sisi lain, won Korea Selatan naik 0,04 persen dan rupee India naik 0,02 persen.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan rupiah didominasi oleh data eksternal yang kuat menahan laju penguatan mata uang Garuda pada hari ini.

“Membaiknya data ekonomi Indonesia di kuartal Kedua 2021 tidak serta merta bisa menopang terhadap penguatan mata uang garuda. Hal ini disebabkan data eksternal yang begitu kuat dan menahan laju penguatan mata uang rupiah sebelumnya,” tulis Ibrahim dalam rilis, dikutip Jumat (6/8/2021).

Ibrahim menjelaskan bahwa penyebab utama pelemahan rupia adalah komentar Wakil Ketua Fed Richard Clarida dan juga membaiknya data ekonomi Amerika Serikat. The Fed mengatakan kemungkinan kenaikan suku bunga AS dapat terpenuhi pada akhir 2022.

Selain itu, Clarida dan tiga anggota The Fed lainnya ungkap Ibrahim, juga mengisyaratkan langkah untuk mengurangi pembelian obligasi akhir tahun ini atau awal tahun depan tergantung pada bagaimana nasib pasar tenaga kerja dalam beberapa bulan ke depan.

Ditambah lagi, Ibrahim menyebutkan menjelang pertemuan penetapan kebijakan terbaru Bank of England Kamis nanti. Bank sentral dapat bergerak selangkah lebih dekat ke pengetatan kebijakan moneter sambil meningkatkan perkiraan pertumbuhan dan inflasi.

Di sisi lain, sebenarnya sentimen positif tengah terjadi di mana perekonomian Indonesia yang diukur dari Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 7,07 persen pada kuartal II/2021 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Ini adalah pertumbuhan positif pertama setelah empat kuartal sebelumnya ujar Ibrahim, di mana Indonesia beberapa waktu belakangan selalu mencatat kontraksi (pertumbuhan negatif). Sementara dibandingkan Kuartal Pertama 2021 (quarter-to-quarter/qtq), PDB Indonesia naik 3,31 persen.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.