Komentar Hawkish Pejabat The Fed Jaga Momentum USD

Indeks dolar AS (DXY) hari ini (5/8/2021) mempertahankan penguatan pada kisaran 92.25. Momentum greenback tertopang oleh komentar bernada hawkish yang dilontarkan oleh seorang pejabat Federal Reserve pada paruh kedua sesi New York kemarin.

Pada hari Rabu malam waktu setempat, Wakil Ketua The Fed Richard Clarida mengatakan bahwa persyaratan untuk menaikkan suku bunga dapat terpenuhi pada akhir tahun 2022. Dengan demikian, kenaikan suku bunga pertama The Fed mungkin terjadi pada awal 2023.

Clarida dan tiga anggota The Fed lain juga mengisyaratkan kesiapan untuk melakukan tapering atas pembelian obligasi pada akhir tahun ini, atau awal tahun depan. Waktunya akan ditentukan oleh kondisi pasar tenaga kerja AS selama beberapa bulan ke depan.

“Komentar Clarida memungkinkan dolar untuk bertahan hingga (rilis) data payroll pada hari Jumat,” kata Francesco Pesole dan Chris Turner, pakar strategi FX dari ING, “Untuk hari ini, dolar mungkin hanya dapat menemukan sejumlah stabilisasi di tengah kalender AS yang cukup sepi (fokus hanya pada klaim pengangguran).”

Prediksi seputar rilis data Non-farm Payroll (NFP) masih rancu, karena penyebaran virus SARS-COV-2 varian Delta dan adanya kesenjangan di pasar tenaga kerja. Prakiraan median untuk angka payroll saat ini berada pada 870k, tetapi prakiraan para analis tersebar antara 350k hingga 1.6 juta.

Rilis sejumlah data ekonomi lain dari AS kemarin mempersulit situasi. ADP melaporkan angka-angka Non-farm Employment Change yang meleset dari ekspektasi, sedangkan ISM mengungkap skor PMI Jasa yang menggapai rekor tertinggi baru sepanjang masa.

Komentar Clarida terutama menghantam kurs EUR/USD. Sejumlah mata uang mayor lain sudah mulai bangkit terhadap greenback hari ini, tetapi EUR/USD masih terpuruk pada rentang terendah sepekan di level 1.1837. Masalahnya, prospek kenaikan suku bunga The Fed membuat outlook dolar AS makin bullish versus euro.

Berlawanan dengan nasib euro, NZD/USD justru reli selama tiga hari beruntun. Pasalnya, manuver bank sentral New Zealand (RBNZ) untuk mengetatkan peraturan KPR justru mengakibatkan pelaku pasar optimistis terhadap kemungkinan kenaikan suku bunga dalam rapat kebijakan berikutnya di pertengahan bulan ini.