USD/JPY: Jepang Terjebak Dalam Deflasi - Forexsignal88.Com - Signal Forex Indonesia

Forexsignal88.Com – Setelah ditutup datar pada hari Selasa, pasangan USD/JPY berbelok ke utara dan mencapai tertinggi harian di 109.90 selama jam perdagangan Eropa tetapi kehilangan momentumnya. Pada saat penulisan, pasangan ini masih naik 0,18% hari ini di 109.65.

Sebelumnya hari ini, penguatan USD yang diperbarui membantu USD/JPY mendorong lebih tinggi. Indeks Dolar AS, yang melacak kinerja greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, naik ke 90,25 sebelum berbalik datar hari ini di 90,00 di awal sesi Amerika.

Tetapi JPY alias Yen memiliki permasalahan fundamental yang membuat Yen menjadi rentan. Apakah itu?

Bank-bank sentral di seluruh dunia mulai mundur dari kebijakan ultra-longgar yang mereka berlakukan tahun lalu, karena vaksinasi yang meluas dan pengeluaran pemerintah menjadi beban berat. Kami masih dalam tahap awal proses ini, tetapi tujuannya tampak jelas: suku bunga yang lebih tinggi. Pengecualian terbesar untuk tren ini mungkin adalah Bank of Japan, yang membuat yen tampak sangat rentan.

Setahun yang lalu, ekonomi global jatuh bebas. Lewati saja ke hari ini dan sebagian besar negara sedang menyembuhkan luka mereka dengan kecepatan yang luar biasa. Banyak dari itu bermuara pada ilmu kedokteran yang memberikan vaksin dengan cepat. Bagian lain adalah jumlah stimulus yang diluncurkan pemerintah, yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kecepatan pemulihan telah mengejutkan semua orang, termasuk pemerintah dan bank sentral. Bahkan inflasi kembali terjadi di beberapa negara, meskipun sebagian besar gangguan rantai pasokan mendorong kenaikan harga, bukan konsumen yang berbelanja.

Sementara negara itu melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam menangani pandemi, dengan infeksi dan kematian jauh lebih rendah daripada kebanyakan negara Barat, peluncuran vaksinasinya tertinggal. Ini menyiratkan bahwa pembeli Jepang akan hidup di bawah bayang-bayang krisis kesehatan untuk sementara waktu lebih lama.

Mencerminkan semua ini, ekonomi tidak berjalan dengan baik. Ini mengalami kontraksi selama kuartal pertama tahun ini dan data inflasi terbaru menunjukkan negara ini masih terjebak dalam deflasi. Ini tentu saja telah menjadi masalah kronis di Jepang, terkait dengan demografi yang menua dan kebiasaan menabung yang hati-hati.

Intinya adalah bahwa Bank of Japan tidak akan terburu-buru untuk keluar dari program pelonggaran kuantitatif, atau menaikkan suku bunga dalam hal ini. Itu belum menaikkan suku bunga sejak 2007, dan sangat tidak mungkin untuk melakukannya dalam waktu dekat. Diperlukan beberapa tahun pertumbuhan yang kuat dan inflasi yang tinggi sebelum percakapan seperti itu terjadi. Di negara yang telah berjuang melawan deflasi selama beberapa dekade, itu adalah hasil dengan probabilitas rendah.

Lalu Apa Artinya Semua Ini Bagi YEN?