4 Tips Investasi Bitcoin Hingga Dogecoin Bagi Pemula, Biar Untung!

Trading atau investasi mata uang kripto kini menjadi tren di kalangan anak muda. Salah satu yang cukup tren investasi kripto adalah Bitcoin, Ethereum dan bahkan baru-baru ini Dogecoin yang dipromosikan Elon Musk.

Bagi kamu yang pemula investasi mata uang kripto memang tak mudah, karena investasi ini termasuk portofolio high risk. Untuk itu kamu harus cerdik dan berhati-hati untuk berinvestasi di mata uang kripto.

Bagi kami yang tertarik berikut ini 4 tips sebelum mulai berinvestasi di kripto, dikutip dari laman CNN International:

Kripto mana yang harus dibeli ?

Mata uang kripto berkembangannya sangat pesat karena sifatnya desentralisasi, maka selalu bermunculan jenis mata uang baru.

"Banyak mata uang digital dengan kasus penggunaan dan anda harus mengerti proporsi mulai dari potensi investasi sebelum melakukan modal," kata CEO Grayscal Investments, Michael Sonnenshein.

Bagi yang belum familiar dengan aset kripto, maka kamu bisa mencoba beberapa mata uang kripto yang memiliki fundamental yang cukup baik seperti Bitcoin atau Ethereum. Kedua kripto tersebut fluktuasinya tak begitu tinggi seperti lainnya.

Profesor Columbia Business School dan Direktur Eksekutif Columbia Fintech Initiative, R.A Farrokhnia, mengatakan Bitcoin adalah kripto paling likuid. Dengan begitu harusnya memudahkan investor membeli dan menjual dibandingkan dengan jenis lain yang lebih kecil.

Bagaimana membelinya ?

Untuk memulai investasi mata uang kripto maka kamu bisa menggunakan jasa pertukaran atau bursa cryptocurrency.

Di luar negeri bursa cryptocurrency paling terkenal adalah Coinbase yang populer karena menjamin kerugian jika terjadi pelanggaran keamanan atau transfer mencurigakan.

Jika di Indonesia maka kamu bisa membeli di jasa pertukaran Kripto yang berizin badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Terdiri dari PT Indodax Nasional Indonesia (Indodax), PT Crypto Indonesia Berkat (Tokocrypto), PT Zipmex Exchange Indonesia (Zipmex), PT Indonesia Digital Exchange (Idex), PT Pintu Kemana Saja (Pintu).

Transaksi seperti apa ?

Langkah selanjutnya adalah menentukan dimana uang kripto anda disimpan. Dalam dunia trading Bitcoin sendiri tempat penyimpanan disebut "wallet" atau dompet, di mana semua mata uang kripto disimpan. Ada dua jenis wallet yang bisa didapatkan: "hot wallet" atau "cold wallet".

Hot wallet adalah wallet yang dioperasikan oleh jasa pertukaran di mana biasanya kamu bakal mendapatkannya otomatis ketika menggunakan jasa pertukaran. Hot wallet sangat mudah dioperasikan karena dapat diakses melalui internet atau program perangkat lunak.

Namun, hot wallet bukanlah bentuk penyimpanan Bitcoin yang paling aman. Jika penyedia hot wallet diretas, informasi koin kamu bakal terkena risikonya juga.

Kemudian Cold Wallet adalah metode penyimpanan paling aman untuk Bitcoin kamu. Cold wallet sendiri adalah perangkat keras yang menyimpan Bitcoin kamu, biasanya, perangkat portabel yang mirip dengan flash drive. 

"Dengan Bitcoin saat ada di bursa, Anda cukup aman. Hingga Anda terbiasa dengan teknologinya, saya tidak merekomendasikan menyimpan di dompet sendiri," kata CEO Group Panxora, Gavin Smith.

Resiko ?

Mata uang kripto sudah bukan rahasia lagi memiliki resiko cukup tinggi karena sangat fluktuatuf. Farroknia mengatakan Cryptocurrency tidak dipatok pada sesuatu aset yang spesifik dan tidak dapat diamati. Ini juga menyulitkan memahami bahkan memprediksi nilai koin digital.

Hal ini membuat para ahli menyarankan para investor hanya mengalokasikan sebagian kecil dana investasi ke uang kripto. Namun di balik resiko tinggi maka keuntungan juga bisa didapatkan lebih tinggi juga jika kamu berani mengambil resiko.

"Volatilitas melekat pada kelas aset yang membuat kripto lebih beresiko dari kebanyakan ekuitas lain, namun ini datang dengan potensial kenaikan lebih tinggi," kata Sonnenshein.

Diunggah ulang dari Akurat, semua hak cipta dimiliki oleh penulis asli.