Note

Setelah Dihantam Badai, Harga Bitcoin dan Ethereum Mencoba Bangkit Lagi

· Views 119
Setelah Dihantam Badai, Harga Bitcoin dan Ethereum Mencoba Bangkit Lagi

Harga Bitcoin pada pekan lalu mencatat prestasi yang manis, namun harus menutup pekan lalu dengan catatan yang miris. Sebuah hal yang sudah diramal, pun tidak diprediksi, oleh analisis harga Bitcoin di pekan sebelumnya.

Harga Bitcoin sempat menyentuh titik tertingginya pada Rabu (14/4) di US$64.895 per keping. Moncernya harga Bitcoin disebabkan oleh tingginya minat investor institusi dalam menggenggam raja aset kripto tersebut sebagai alat pelindung nilai.

Sentimen itu kian menguat setelah platform exchange aset kripto Coinbase mencatatkan sahamnya di bursa Nasdaq di hari yang sama. Pencatatan saham dengan valuasi US$65 miliar itu membuat harga raja aset kripto tersebut melesat bak roket.

Namun, masa bulan madu itu harus berakhir di akhir pekan lalu. Harga Bitcoin tiba-tiba terjun ke kisaran US$51.000 per keping setelah pelaku pasar aset kripto melikuidasi US$9,26 miliar dalam sehari.

Terdapat dua penyebab utamanya. Pertama, hash rate, atau estimasi tenaga komputasi yang didedikasikan untuk menambang Bitcoin, ambruk mencapai setengahnya. Hal ini disebabkan oleh terjadinya “mati lampu” massal di provinsi Xinjiang, tempat di mana sebagian besar penambang Bitcoin bermarkas, yang terjadi mulai dari Kamis (15/4).

Kedua, adalah rumor miring mengenai Bitcoin yang disebarkan oleh akun Twitter @FXHedge. Dalam cuitan tersebut, FXHedge mengaku mengutip sumber anonim bahwa Kementerian Keuangan AS akan menuntut secara hukum beberapa institusi finansial yang melakukan pencucian uang menggunakan aset kripto.

Banyak yang beranggapan bahwa cuitan yang validitasnya masih dipertanyakan tersebut telah menggoyahkan “iman” spekulator Bitcoin. Sementara itu, investor Bitcoin jangka panjang masih tetap kukuh menggenggam keping-keping Bitcoin (hodl).


Analisis Harga Bitcoin: Nasib Serupa Dialami Ethereum

Nasib setali tiga uang juga dialami Ethereum. Aset kripto dengan kapitalisasi pasar kedua terbesar dunia ini juga mencapai titik tertingginya di US$2.488 per keping pada pekan lalu. Hal itu disebabkan oleh maraknya adopsi Decentralized Finance (DeFi) yang berjalan di atas sistem Ethereum serta antisipasi atas direct listing Coinbase di bursa Nasdaq.

Kemudian, meroketnya harga Ethereum juga disebabkan oleh antisipasi investor atas inflasi AS yang melonjak dalam jangka waktu dekat. Kekhawatiran ini muncul setelah data indeks harga konsumen AS pada Maret tercatat 2,6%, lebih tinggi dibanding target bank sentral AS The Fed yakni 2%.

Hanya saja, harga Ethereum juga ikut terjungkal beberapa hari setelahnya, mengikuti jejak harga Bitcoin.


Analisis Harga Bitcoin: Investor Harap-Harap Cemas

Kemalangan harga Bitcoin di akhir pekan lalu tentu bikin investor bertanya-tanya mengenai arah harga Bitcoin di pekan ini.

Beberapa analisis harga Bitcoin mengatakan bahwa saat ini trader Bitcoin kembali menahan laju penurunan harga Bitcoin di bawah US$50.460 per keping. Kalau memang rebound berhasil, maka tren harga Bitcoin akan merangkak naik meski akan menghadapi titik resistance yang kokoh antara US$61.825 dan US$64.849 per keping.

Jika harga Bitcoin bisa menembus titik resisten ini, maka anjloknya harga Bitcoin pada akhir pekan lalu hanyalah aksi untuk melontarkan harga Bitcoin ke titik lebih jauh lagi.

Namun, jika harga Bitcoin gagal rebound dalam beberapa hari mendatang, maka aksi jual aset kripto secara besar-besaran bisa saja terjadi. Di mana, hal itu nantinya bisa mengarahkan harhga Bitcoin ke titik US$43.006.

Hanya saja, pelaku pasar boleh merasa optimistis dengan harga Bitcoin pekan ini. Sebab, secara permintaan, anjloknya harga Bitcoin selalu disertai dengan aksi beli para bandar aset kripto (whales) yang kerap dijuluki buy the dip. Biasanya, aksi beli ini nantinya bisa melontarkan harga Bitcoin kembali menuju tren meningkat.

Sementara itu, meski mengalami koreksi tajam kemarin, harga Ethereum sejatinya masih memperlihatkan tren bullish.

Dengan melihat tren seperti demikian, ada kemungkinan posisi support harga Bitcoin ada di antara angka US$1.758 hingga US$2.100, sementara posisi resistance-nya akan terdapat di posisi US$2.200 hingga US$2.600.


Diunggah ulang dari Pluang, semua hak cipta dimiliki oleh penulis asli.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.